Tugas Bahasa Indonesia Naskah Drama Berdasarkan Cerpen
-Flip Flop-
Babak 2.
Usai dari kantin, Risty dan keempat temannya mengobrol sambil berjalan menuju kelasnya. Tanpa disangka Risty ditabrak oleh seseorang dan hampir jatuh sebelum orang yang kebetulan berada di belakangnya menolongnya. Risty: "Ah..." (limbung dan hampir terjatuh)
(dalam hati) "Tuhan, mimpi apa aku semalam? Hingga hari ini aku bisa ditolong oleh cowok yg selama ini kukagumi. Dari tadi dia ada di belakangku. Dan aku ngga sadar. Cowok tercakep di dunia ini. Dia. Vino, nolongin aku." (menatap mata Vino tanpa berkedip)
Seseorang : "Ehm.."
Deheman seseorang itu dengan cepat membuyarkan lamunan Risty dan Vino. Mereka mengerjapkan mata, dan Vino membantu Risty berdiri.
Risty: "Thanks"
Vino: "Sama-sama." (tersenyum simpul, lalu berjalan mendahului Risty dan teman-temannya.)
Risty: (dalam hati) "Suatu keberuntungan banget aku ditolong Vino."
Babak 3
Hujan deras turun, mengguyur sekolah setelah jam pelajaran terakhir usai. Risty tengah berdiri di teras lobi dan mengeluarkan payung dari dalam tasnya. Risty: "Untung aja, tadi pagi Mama ngingetin buat bawa payung. Kalau ngga, aku pasti akan pulang dalam keadaan basah kuyup." (menggunakan payungnya sambil berjalan keluar sekolah.)
Risty: (berteduh di pos satpam.) "Hai! Lo cowok yang tadi udah nolongin gue kan? Thanks banget ya. Kalo enggak ada lo, mungkin gue udah malu gara-gara jatuh"
Vino: (mengingat-ingat). "Oh, cewek yang tadi. Enggak apa-apa. Kebetulan aja gue ada dibelakang lo."
Risty: (mengamati Vino diam-diam) "Lo lagi nunggu jemputan?"
Vino: (menggeleng.) "Gue bawa motor. Tapi enggak bisa pulang. Soalnya hujannya deras banget."
Risty: "Mau ikut sama gue aja? Gue bawa mobil kok. Motor lo titip dulu aja disini. Besok diambil. Kalo besok enggak ada kendaraan, gue juga bisa jemput lo kok. Sebagai tanda terima kasih yang tadi."
Vino: "Enggak usah deh. Gue gak mau ngerepotin lo. Biar aja gue nunggu disini sampai hujannya reda."
Risty: "Enggak apa-apa. Enggak ngerepotin gue kok. Lagian hujan deras kayak gini bakal lama redanya. Lo juga bakal pingsan duluan gara-gara nunggu disini."
Vino: (tertawa kecil) "Emang lo kira gue ini selemah apa sih?"
Risty: (ikut tertawa bersama Vino) "Mau gue temen aja? Daripada lo nunggu sendirian disini."
Vino: "Enggak usah. Lo pulang aja. Entar malah lo yang kedinginan lagi kalo ikutan nunggu disini."
Risty: "Kan sebagai tanda terima kasih." (tersenyum)
Vino: "Udah, kejadian siang tadi lupain aja. Kebetulan gue ada di belakang lo, otomatis gue nolongin lo. Itu cuma kebetulan doang."
Risty: (terdiam sejenak.)
(dalam hati) "Enggak! Gak bisa! Gue gak bisa lupain kejadian itu. Karena kebetulan itu yang bisa bikin gue berdiri dan ngobrol sama lo sekarang."
Risty: (menghela napas.) "Tapi, entar lo bisa kedinginan juga. Sudah deh, balik sama gue aja."
Vino: "Kenapa lo maksa sih? Gue kan udah bilang enggak usah."
Risty: "Ya sudah, gue temenin yah. Lo enggak boleh nolak!"
Vino: "Terserah lo aja deh."
Risty: (dalam hati) "akhirnya gue bisa berduaan juga sama lo. Dan juga bisa ngobrol banyak sama lo." (tertawa diam-diam)
Hujan turun semakin deras. Mereka pun merasa suhu menjadi semakin dingin.
Risty: (menghela napas, kemudian menempelkan tangannya di wajah.)
(dalam hati) "makin dingin nih suhunya, mana enggak bawa jaket lagi."
Vino: (menatap Risty yang kedinginan. Lalu memakaikan jaketnya kepada Risty.) "Gue bilang juga apa, lo pasti kedinginan. Bandel sih lo."
Risty: (cemberut.)
(dalam hati) "Oh my God! Vino, memakaikan jaketnya padaku. Gak bisa ku percaya hal ini terjadi. Aargh.." (menunduk dan tersenyum.)
Vino: "Sudah lo pulang aja sana."
Risty: "Bentar lagi juga reda kok hujannya. Lagian tanggung. Biar lo ada teman."
Sambil menunggu hujan reda, Risty dan Vino pun berbincang-bincang.
Vino: "Ngomong-ngomong, dari tadi kita ngobrol tapi sampai sekarang belum kenalan."
Risty: "Eh, iya. Kok gue gak kepikiran itu ya?" (tertawa garing)
(dalam hati) "Oh my God! Vino ngajak kenalan duluan. Kenapa enggak dari tadi sih? Kalo sekarang kan tanganku jadi kaku gini gara-gara kedinginan"
Vino: "Kalo gitu kenalin deh, gue Vino. Vino Adrian kelas XII IPA 1." (mengulurkan tangan kanannya.)
Risty: "Gue Risty, Theolia Risty kelas XI IPA 2." (membalas uluran tangan Vino.)
Usai saling berkenalan dan berjabatan tangan, Risty dan Vino pun banyak mengobrol tentang hal-hal lainnya. Dan tak terasa, hujan pun mulai reda.
Risty: (dalam hati) "Kenapa hujannya harus cepat reda sih? Aku kan masih ingin ngobrol banyak sama Vino."
Vino: "Sudah reda nih hujannya. Gue balik duluan ya. Thanks udah temenin gue." (berjalan menuju tempat parkir, meninggalkan Risty di pos satpam.)
Risty: "Sama-sama. Tadi kan lo sudah bantuin gue, jadi sekarang giliran gue yang bantuin lo."
Beberapa saat kemudian, Vino kembali menghampiri Risty.
Vino: "Tawaran lo mau anterin gue masih berlaku enggak?"
Risty: "Mmm, masih. Kenapa emangnya?"
Vino: "Motor gue basah total. Mungkin karena tadi anginnya gede, jadi motor gue tetep kena hujan. Padahal sudah diparkir di tempat teduh."
Risty: "Yaelah... Kenapa enggak dari tadi coba?"
Vino: "Sori..." (menggaruk tengkuknya, dan tertawa cengengesan.)
Risty: "Ya sudah. Yuk! Naik."
Vino: "Thanks"
Risty dan Vino pun memasuki mobil dan pergi meninggalkan sekolah.
Risty: (dalam hati) "Yes! Vino akhirnya pulang bareng aku. Kalo gini, aku bisa tahu rumahnya. hahaha." (tersenyum)
(dalam hati) "permohonan 'flip flop' ku terkabul. Kini aku bisa dekat sama Vino. Tapi apa 'flip flop' ini bisa aku percaya? Apa mungkin memang bisa terkabul? Tapi menurutku, semua ini terjadi karena kebetulan saja. Enggak mungkin apa yang yang kita ucapkan dengan cepat dan dengan mudahnya akan terwujud begitu saja. Tapi, enggak ada salahnya juga kan kalo kita mempercayai ini sekadar untuk hiburan, yang penting jangan terlalu berharap bisa terkabul. Terima kasih Tuhan, hari ini benar-benar menyenangkan. Hari ini adalah hari terindah bagiku."
FLIP FLOP!!!!
0 komentar:
Posting Komentar