Ini salah satu karya ane yang lain nih.. Hanya sekedar Fanfiction tapi lebih ke *ehm curhat tentang rasa kangen ane sama babang sekalian. Dan ini cuma fanfic yang udah lama ngendap di note dalam rangka ngerayain ulang tahunnya Chunnie yang tercintaaa.. Nah, makadari itu meskipun telat dan masih lama juga (?) sebelum membaca mari kita ucapkan "SAENGIL CHUKKAHAMNIDA uri ADORABLE ANGEL PARK YOOCHUN" Keep Smiling, Keep the Faith Eternally... :D
Okehh... sekarang langsung aja....
Happy Reading
Title: I'll Be There
Gener: Friendhip
Rating: terserah readers
Cast: TVXQ member
dan beberapa cast lainnya.
4Juni 2004
Hari ini, hari ulang tahun pertamaku setelah debut bersama anggota yang lainnya sebagai TVXQ. Hari ini begitu
berbeda. Aku menatap haru keadaan dorm saat ini. Semua tersenyum bahagia. Tapi kenapa aku malah ingin menangis.
Haha...
"Saengil chukkae hyung.." Changmin meninju lenganku pelan.
"Hyung, ayo potong kue nya...." ujar Changmin bersemangat.
"Eits~ Sekarang make a wish...." titah Jae hyung menyodorkan kue ke hadapanku.
Ku pejamkan mata. Aku memohon suatu permintaan.
"Ayoo, potong kuenyaa....." teriak Changmin lagi bersemangat.
"Heh!! *Changmin di jitak Junsu* Dimana-mana, sebelum potong kue itu, tiup lilin dulu..." cerocos Junsu tersenyum
penuh kemenangan.
"Aww...." rintih Changmin mengelus kepalanya.
"Saengil chukkahamnida~
Saengil chukkahamnida~
Saengil chukkae uri Yoochun~
Saengil chukkahmnida...." sorak sorai terompet dan pluit memenuhi dorm malam ini layaknya tahun baru. Semua terlihat
bahagia. Kemudian ku potong kue tadi. Dan potongan pertama kue ku berikan pada Changmin. Karena aku tahu dia pasti
sudah sangat kelaparan dan menginginkan kue ini. Lalu, ku suapi mereka satu persatu.
Dan tanpa ku duga, Yunho hyung dan Junsu melemparkan kue tadi tepat diwajahku. Di susul Changmin dan juga Jaejoong
hyung. Spontan aku mengejar mereka, membalasnya dengan lemparan-lemparan kue juga. Dan alhasil, wajah serta tubuh
kami berlumuran kue dan krim dimana. Aku masih terus mengejar mereka.
Hingga "Ya! Kalian lihat kemari..." teriak Jae hyung menghentikan aksi kejar-kejaran kami.
Dan "JPREETT *author ngasal bikin suara*" sebuah kilatan chanya berbinar. Jae hyung dengan seenaknya mengabadikan
moment ini dengan memotret kami dengan posisi yang sungguh sangatlah tidak indah.
"Ya! Hyuuung..." teriakku pada Jae hyung. "Ayo, satu kali lagi..!" lanjutnya sambil mengatur waktu otomatis untuk
memotret kami berlima.
"JPREETTT~" kilatan cahaya menyilaukan itu kembali berbinar memotret kami yang berlumuran kue dan krim.
Hari ini, semoga akan semakin memperindah hari-hari selanjutnya. Terima kasih Tuhan, Kau telah memberikanku keluarga
yang begitu baik dan berharga ini. Jagalah kami Tuhan agar dapat selalu bersama selamanya. Terimakasih banyak Tuhan.
"Chunnie-ya, tadi kau meminta apa saat make a wish ??" tanya Junsu saat kami tengah terkapar ditengah ruangan.
"Hanya permohonan kecil..." jawabku tersenyum simpul.
"Permohonan apa hyung?" Changmin menanggapi.
"Aku hanya memohon, agar kalian selalu ingat padaku dan ulang tahunku ini untuk 4 sampai 7 tahun yang akan datang.
Juga aku berharap semua hal ini akan terus berlanjut sampai nanti..." aku tertegun.
"Dan... beberapa tahun nanti... Kalian harus bisa membelikanku hadiah yak.." tawa kami membahana mengisi ruangan.
"atau, kalau kita semua sedang sibuk dihari ulang tahunku ini... Kalian harus menyalakan kembang api untukku..." aku
terbangun dan menatap mereka lekat.
"Ya, hyung! itukan rencana ulang tahunku...kenapa kau ikut-ikutan ha?" protes Changmin bangun dari posisi semulanya.
"Hehehe~ ya! Minnie~ya, itukan hanya rencana... Dengan begitu kita bisa saling berbagi kembang api, makanan dan
hadiah satu sama lain..." jawab tersenyum licik.
"Heh? makanan~ Assa! Baiklah aku setuju hyung.." lanjutnya.
"Kita akan selalu bersama, kita adalah satu... dan takkan pernah ada yang dapat mengubahnya meskipun kita terpisah..
kita tetaplah satu...." Yunho hyung bangun dan menggenggam tanganku erat. Jaejoong hyung dan Junsu pun ikut bangu.
dan kami melalui malam ini dengan penuh rasa bahagia.
-------------------------------------------------------------------------------------------
4 Juni 2008
"Annyeong... Chun...." sapa Junsu dari luar, diikuti Jae hyung serta Chanhi dan Inhwan dibelakangnya.
"Saengil Chukkaeyo chun..." ujar Jaejoong hyung menepuk pundakku.
"Saengil chukkae Chun... Sekarang kau benar-benar sudah tua ya....hahaha" Junsu tertawa renyah.
"Ya!" teriakku pada Junsu.
"Appa~ saengil chukkahamnida..." gumam Chanhi menghambur dipelukanku lalu memppoppoku. *author:chunnie, pengeenn T.T
#pletaakk*.
"Ehh, Yunho hyung dan Changmin mana??" tanyaku celingukan.
"Aa, mereka masih dijalan. Kami pulang lebih awal hari ini..." jawab Jae hyung santai.
"Ohh~" aku mengangguk-anggukkan kepala.
"Kajja, kita nonton sambil nunggu Yunho hyung dan Changmin sampai..." ujarku kemudian memangku Chanhi dan berjalan menuju sofa.
26 menit kemudian
"Annyeong..." sapa Yunho hyung begitu masuk.
"Ne, annyeong..." jawab kami kompak.
"Ya! Hyuuung~ kau kenapa tidak membuka kota surat ha?? Kenpa kau tidak datang latihan hah?? Lalu kenapa kau tidak
keluar rumah hah?? Kau ini tidak kasihan padaku ya.. Yang membawakan semua surat-surat dan hadiah untukmu ini ha??
Semuanya aku yang bawa..." cerocos Changmin menggerutu tiada henti.
"Hahahaaa~" tawaku membahana. "Ya! Minnie-ah... Mianne... Aku ga bermaksud mau merepotkanmu... Tapi jujur saja, aku
ini belum lama baru bangun tidur...hehe. Aku juga bangun karena kedatangan Jae hyung, Junsu dan anak-anak..." aku
tersenyum cengengesan.
Lalu Changmin pun menumpahkan(?) semua yang ia bawa tadi diatas sofa. Kami pun dengan segera membuka semua hadiah
dan surat-surat itu. Kami habiskan waktu yang lama untuk membuka hadiah-hadiah itu dan membereskannya kembali.
@night
"Yoochun-ah... lihat ini, sekarang kami sudah bisa memberikanmu hadiah... Ya... walau pun tak seberapa... Tapi kami
harap kau menyukainya...." Yunho hyung merangkulku.
"Apa isinya hyung?" aku segera membuka hadiah itu. dan ternyata sebuah Portabel Game, keluaran terbaru.
"Gomawo hyung..." aku memeluk mereka dan menitikkan airmata ini.
Setiap hariku kini terasa begitu menyenangkan, walaupun terkadang kebahagiaan itu harus mendapat resiko buruk
akhirnya. Tapi, aku tetap bahagia. Dengan keluarga yang ku miliki sekarang ini. Hidupku terasa lengkap dan lebih
indah. Aku tidak mau kalau harus mengakhiri semua ini dengan cepat dan lebih awal. Aku menyayangi mereka seperti aku
menyayangi diriku sendiri. Aku ingin selalu melihat mereka bahagia dalam setiap harinya. Melihat mereka tersenyum
dalam setiap mimpi mereka. Walaupun itu artinya aku harus merelakan kehidupan dan jiwaku hilang demi mereka. Aku
terlalu menyayangi mereka Tuhan. Tuhan, terimakasih banyak. Kau sudah mengirimkanku banyak cinta dan kasing sayang
dari mereka. Mengirimkanku malaikat-malaikat nyata yang begitu berharga. Tuhan, ku mohon semua kebersamaan ini agar
senantiasa berlanjut dan tanpa akhir. Terima kasih atas karunia-Mu ini Tuhan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2 tahun kemudian
26 Desember 2010
@10.28 pm
-Waktu membekukanku.
Waktu menghentikanku.
Dan waktu telah menyeretku.
Membelenggu.
Untaian kata yang telah ku ukir selama ini mulai rapuh.
Perlahan jatuh satu persatu.
Dan terhempas.
Kini, hari itu takkan kembali.
Hari itu telah pergi.
Hanya karena, titik.
Semua berguncang.
Semua terkoyakkan.
Dan kita terpisahkan.-
Bulir-bulir bening ini tak dapat lagi ku bendung. Aku sudah tak kuat. Dan mereka jatuh tepat diatas pena yang ku
tulis tadi. Mereka memudarkan pena tadi. Aku menelungkupkan wajahku pada tangan yang tengah bersilang di atas meja
dengan nyamannya. Aku menangis sejadinya tanpa menimbulkan suara heboh. Aku terisak semakin dalam. Semua ini terasa
begitu menyakitkan dan menggores hati. Aku tercabik, tatkala harus menerima kenyataan pahit harus pergi dan menjauh
dari kalian. Yang membuat hidupku lebih lengkap. Yang membuat hariku berwarna. Bagiku berlima akan lebih satu. Lebih
hidup dan indah. Rasanya separuh dari jiwaku ini pergi. Aku merindukan sosok yang selalu berebut makanan denganku.
Sosok namja berperawakan tinggi dengan suara tingginya pula. Dengan tangisannya disaat ia merindukan orang tuanya.
Tangisan haru saat kami bersama memenangkan penghargaan.
Aku merindukan sosok appa yang lain. Appa yang kuat, pemimpin yang senantiasa rela berkorban demi kami. Appa yang
selalu mengalah pada kami. Aku merindukan mereka.
@07.46 am
Aku terbangun. Aku berdiri dan beranjak ke kamar mandi. Sejenak ku tatap diriku di depan cermin. Dengan kantung mata
sembab aku tersenyum memaksa. Aku masih agak terisak. Lalu, dengan segera aku mandi. Dan, ku mantapkan hati ini.
Aku keluar dari kamar dan ku lihat sekeliling semuanya terlihat lebih buruk dan berantakan dari biasanya. Ku
pastikan bahwa hari ini aku tidak terlihat seperti kemarin.
"Hyung~ odieseoyo?" teriakku.
"Su-ya~.. Junsu-ya...". Tak ada sebuah suara pun yang menanggapi teriakanku.
-------------------------------------------------------------------------------------
11 April 2011
@meanwhile
Aku tengah berjalan-jalan di taman kota. Mencoba mencari udara dan suasana segar. Sepanjang jalan ku lihat,
papan-papan reklame itu. Sekilas meskipun nampak samar, masih tergambarkan kami berlima yang tengah menggenggam
sebotol minuman. Aku tersenyum simpul mengingat kembali masa itu. Dan hujan pun mengguyurku ditepian jalan kota
Seoul yang tengah ramai oleh hiruk pikuk orang-orang dimalam ini. Aku memutuskan untuk pulang.
Aku berjalan dengan tak memerhatikan jalanan yang ku lalui hingga tak sengaja aku telah menubruk beberapa orang yang
tak bersalah.
"BRUUKKK~" aku menubruk seseorang hingga jatuh tersungkur.
"Aigo~ Kalo jalan tuh liat-liat dong...." teriak orang itu kesal. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, suara ini.
"Suara ini. Suara yang tak lagi asing bagiku. Suara siapa?? Aku tau dia begitu dekat denganku. Tapi siapa??" Aku
memutar otakku berusaha mengingat memori-memori yang terhubung dengan suara ini.
"Suara ini.. Changmin. Changmin. Ya! Ini suara Changmin" gumamku dalam hati.
"Min. Minnie-ah...." gumamku tergagap pelan takut ia marah.
"Ehh, chu...chunnie..." jawabnya tergagap. Perlahan ku buka topi dan kacamataku. Dan ia pun begitu.
"Hah? Hyuuung...." teriaknya dan spontan memelukku erat. Aku membalas pelukannya.
"Sebaiknya kita pergi dari sini... Kita cari tempat lain untuk ngobrol..." ajakku menarik tangannya ke sebuah gang.
Dan kami pun berhenti dan meneduh di sebuah rumah makan kecil.
"Ya! Kenapa kau semakin tinggi saja hah?? Setelah dua bulan lalu kita bertemu saat ulang tahun Yunho hyung di bukit
itu...!" aku meninju lengannya.
"Hahahaa~ naneun mollayo hyung... Padahal aku sekarang jadi kurang bernafsu untuk makan. Api tetap saja aku
bertambah tinggi...." a mendengus kesal.
"Ya! Kenapa kau malas makan hah?? Kau bisa sakit kalo tidak makan..." aku menjitak kepalanya gemas.
"Ya, abisnya... Ga ada hyung. Ga ada yang bisa diajakin rebutan makanan..." ia tertegun.
"Ya! kau masih Changmin yang ku kenal dulu kan... Yang selalu berusaha menghabiskan makanan tanpa basa-basi... Yang
selalu jail, dan bercanda...." aku menunduk mencoba menyeka bulir bening di pelupuk mataku. Dia mengangguk pelan.
"Kalo gitu, kau harus terus seperti itu sama seperti dulu... Meskipun disana tidak ada aku atau Jaejoong hyung atau
Junsu... Kau harus bersikap seolah kami ada disana... Arachi???" tegurku.
"Ne, arraseoyo...." dia mengangguk lemah.
"KRUUCCUUKKKK~" Changmin tersenyum cengengesan dan menatapku penuh harap.
"Ne, arra arra..." jawabku. "Ahjumma, tolong buatkan kami mie ya..." ujarku.Ku lihat dia begitu lahap memakan
makanannya. Sudah lama aku tak melihatnya seperti ini. Aku ingin masa itu kembali lagi Tuhan. Aku menyeka air mata
di pelupuk mataku.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Annyeong.." sapaku dengan suara lemah.
"Ya! Park Yoochun-ah... Kau darimana saja? Kami disini mengkhawatirkanmu... Kenapa handphonemu tidak aktif hah??"
gerutu Junsu begitu aku memasuki apartemenku.
"Mianhae, Su-ah... Tadi aku berjalan-jalan diluar... Aku suntuk diam terus..." jawabku ketus.
"Cepat, bersihkan dirimu Chun... Kami tak ingin melihatmu sakit..." lanjut Junsu lembut.
"Ne..." jawabku dingin.
------------------------------------------
3 Juni 2011
"Cut! Cukup untuk hari ini.. Kalian semua hebat..." ujar sutradara. Di iringi gemuruh tepuk tangan diseluruh
ruangan.
Hari yang sangat melelahkan, karena diisi dengan shooting selama berjam-jam. "Huhhh~" aku menghela nafas dan
menyandarkan kepalaku tepat disandaran kursi.
"Yoochun-ah~, gwaenchana?" tanya manager kkhawatir.
"Ne, gwaenchana... Waeyo hyung?" aku beranjak duduk.
"Anni, nanti malam kau ada jadwal untuk menghadiri, fanmeet dramamu ini.." ujar manager dengan cermat membaca
notenya.
"Hmmh~" aku menanggapi dengan dingin dan kembali menyandarkan kepalaku dibantalan kursi.
"Ingat~ kau harus datang... Ini demi karirmu juga..." lanjut manager bersikukuh.
"Aku lelah hyung..." jawabku kemudian.
"Tapi kau tetap harus hadir... Ini semua demi masa depanmu Park Yoochun..." lanjut manager lagi tegas.
"hah? apa dia bilang? karirku ? untuk masa depanku?? Apa dia tidak sadar ha... Masa depan dan karisku adalah bersama
dengan sahabat-sahabatku... Yunho dan Jaejoong hyung, serta Junsu dan Changmin... bukan dengan kalian... Hanya
dengan TVXQ..." gerutuku dalam hati. aku menutupi wajahku dengan handuk. Wajahku panas dan air mata ini tak dapat ku
bendung lagi. aku menggigit bibirku agar tak menimbulkan isakan yang membuat orang lain bingun dan khawatir.
@11.58 pm
"Kau harus datang titik..." teriak suara diseberang telepon dan kemudian hanya meninggalkan bunyi tutt-tuutt-tuutt.
"Andwae... hari ini aku akan merayakan ulang tahunku bersama keempat sahabatku..." jawabku mantap.
aku segera bersiap, menyiapkan kue, dan juga kembang api.
------------------------------------------------------------------------------------------------
@Junsu's home
"Chunnie~, aku tidak akan pernah melupakan ulang tahunmu... dan semua yang pernah kita lalui bersama dengan hyungnim
dan juga Changmin dulu... Aku disini akan berpesta untukmu..." gumam Junsu dalam hati menatap ribuan bintang
dilangit yang bersinar terang seolah memberikan jalan dan harapan bagi mereka. kemudian, ia menyiapkan semua
peralatan dan kue di beranda rumahnya."Chunnie~ are you readyyyyy~" an "PSYUUUTTT~" *author ngarang lagi* sebuah
kembang api meluncur dengan mulus di langit. "Happy Birthday~ Park Yoochun" teriaknya kemudian lalu meniup pluit
ditangannya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
@Changmin's apartemen
"Hyung! Ppaliya... atau kita akan melewatkan satu detik perayaan ulang tahun Yoochun hyung..." Changmin bergegas
berjalan mendahului Yunho.
"Ka! Chamkkamanyo~.." keluh Yunho kemudia menyusul Changmin dengan hati-hati agar kue yang ia bawa tidak terjatuh.
"Mana, kembang apimu Min??" tanya Yunho sesaat setelah meletakkan kue dimeja.
"Igo~" ujar Changmin tersenyum bersemangat.
"Choa~ Siap??" aba Yunho kemudian. dan sebuah kembang api pertama yang dinyalakan Junsu menghiasi langit.
"Hana, dul, set....." "PSYUUUTTTT....". "PSSYYUUUUTTT" kembang api milik Yunho da Changmin pun ikut menghiasi
langit. Mereka berpelukan. Changmin menangis haru dipelukan Yunho. Mereka merindukanya. merindukan ketiga
sahabatnya yang jauh disana. Yang dapat mereka genggam lagi tangannya.
"Yoochun-ah~ Saengil Chukkaeyo...." teriak Yunho menitikan air matanya.
"Hyung! Kau ingat kita telah berjanji untuk berbagi kue dan hadiah yang kita dapat... Kau ingat....!! Suatu saat
nanti aku akan menangih semua itu.... Aku janji...." teriak Changmin kemudian dilanjutkan tangisnya yang mendalam.
------------------------------------------------------------------------------------------------
@Jaejoong's apartmen
"Kembang api pertama, kedua dan ketiga...." gumam Jaejoong dalam hati. Meskipun aku tidak tahu siapa yang menyalakan
kembang api pertama dan selanjutnya itu, tetapi aku yakin. Kalau itu semua adalah salahsatu dari kita. Aku yakin
itu.
"PSSYUUUUTTTT" kembang api keempat pun kembali menghiasi langit gelap dan menemani para bintang nan berkelip indah.
"Saengil chukkaeyo Yoochyun-ah.... Saranghaeyo...." tanpa terasa Jaejoong menitikan air matanya.
------------------------------------------------------------------------------------------------
@Yoochun's apartemen
"Haahh~ keempat kembang api sudah dinyalakan... ini saatnya aku untuk menyalakan kembang api kelima....".
"Chingudeul.... Lihatlah...." teriakku dan kembang api kelima pun melesat. "Saengil chukaeyo Park Yoochun..."
katanya pada diri sendiri.
"Yunho hyung... Jaejoong hyung... Junsu-ya.... Changmin-ah..... Bogoshippo... Aku janji suatu hari nanti aku akan selalu ada untuk kalian.... aku akan selalu ada disamping kalian menjadi sandaran untuk kalian... Aku berjanji....." teriakku lagi sesaat setelah
memohonkan doa dan permintaan. Dan aku menangis sejadinya.
==== THE END====
Buat yang udah baca jangan lupa RCL nya yaaaa.. Dilarang keras COPAS...
Dan thanks buat yang udah RCL :D
0 komentar:
Posting Komentar